Julang
ajeg ditanah pribumi
Serupa
batu membentuk kisah
Suguhi
mata berjuta relif
Aku
merangkaki dinding batu
Menuju
teratas sang Maha megah
Suguhkan
lukisan alam di puncaknya kala tiba
Tua
sudah usianya kini
Tapi tak
sedikitpun renta menerpa
Tak juga
rapuh
Sekarang
aku berjalan mengitari kepala
Sudah
terlampau sampai pucak
Sudah
teruskan saja kuliti keagunganya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar